Translate

Rabu, 23 Oktober 2013

EMPAT HAL SEBELUM TIDUR

Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah r.a :
Ya, Aisyah, jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :

1. Sebelum khatam Al-Quran.
2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat.
3. Sebelum para muslimin meridhai engkau.
4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah.

… … Bertanya siti Aisyah :
“Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika ?“

Rasul tersenyum dan bersabda :
1. Jika engkau akan tidur, membacalah surat al-Ikhlas tiga kali.
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.
“Qulhuallaahu ahad’ Allaahushshamad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad’ (3x)”

2. Membacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku.
Maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allaahumma shallii ‘alaa Muhammad wa’alaa aalii Muhammad (3x).

3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meridhai engkau.

“Astaghfirullaahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x).

4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir”.
Maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Subhanallaahi Walhamdulillaahi walaailaaha illallaahu allaahu akbar (3x).

Wallahu a’lam bishawab.


sumber;http://mujahidinanonymous.wordpress.com/2013/04/09/empat-hal-sebelum-tidur/

======================================
BERTASBIH & BERTAHMID


Ada sebuah rahasia besar dalam ungapan Tasbih  (Subhanallah) dan Tahmid (Alhamdulillah) ..

Lihatlah Al Quran Surat Al Hijr (15) ayat 97-98, ketika Nabi mendapati kesedihan dan himpitan dada karena perilaku orang-orang di sekitarnya, perintah yang turun adalah BERTASBIH dan BERTAHMID. QS 15 ayat 97-98: Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji TuhanMu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud.

Pada saat kesulitan menimpa kita atau ketika berbagai cobaan serasa menghimpit dada, anjuran yang muncul adalah bertasbih. Dan ternyata, anjuran itu tidak hanya muncul pada saat kita mengalami kesusahan, sebaliknya juga pada saat kelapangan …

Lihatlah Al Quran Surat An Nashr (110), ketika Nabi mendapatkan kemenangan besar seiring dengan penaklukan Mekkah, bukan perayaan yang dilakukan, tetapi BERTASBIH baru kemudian BERTAHMID. QS 110 ayat 3 : Maka bertasbihlah dengan memuji TuhamMu dan mohonlah ampun kepadaNya …

Jadi, apapun yang menimpa kita, episode apapun yang kita alami dalam hidup, cara menata hati untup siap menghadapi adalah dengan bertasbih dan bertahmid ….

Mengapa demikian?

Ungkapan “Subhanallah” sering diartikan dengan Maha Suci Allah. Tetapi, terdapat makna yang jauh lebih dalam dan indah. Subhanallah mempunyai makna bahwa Allah terjaga, terjauhkan, terhindarkan dan tersucikan dari segala bentuk kesalahan. Maka, ciptaanNya pasti sempurna, skenarioNya pasti tiada cela, dan hamparan kejadian yang ditakdirkan untuk kita pastilah kebaikan sesuai kondisi kita.

Dengan pemahaman itu, maka seharusnya tidak ada kata lagi yang bisa terucap dalam kondisi apapun selain “subhanallah”. Tidak akan ada kesedihanyang terlalu mendalam dan kegembiraan yang berlebihan dalam episode-episode hidup kita, karena kita memiliki sebuah kesadaran bahwa apapun yang terjadi semuanya dalam bingkai ke-Maha Suci-an Allah.

Jikalau demikian, memang sudah sepantasnya jika batin ini secara refleks mengucap “Alhamdulillah” dalam segala situasi …

Wallahualam


sumber;http://deddinordiawan.com/2007/10/27/bertasbih-bertahmid/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...