Translate

Kamis, 11 Juli 2013

Asal Mula Disebut Ramadhan

Asal Mula Disebut Ramadhan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan Yang di Rindukan
Para ulama berbeda pendapat tentang asal mula bulan ini disebut sebagai bulan Ramadhan, antara lain:

1. Ramadhan berasal dari kata رمضاء yang berarti hujan yang turun di atas bumi pada permulaan musim kemarau. Dengan kata lain bulan Ramadhan itu sebagai pencuci badan dan hati manusia bagaikan hujan yang bisa menghilangkan debu di muka bumi.

2. Ramadhan berasal dari kata الرمض yng memiliki arti panasnya batu karena tersengat panasnya sinar matahari. Dengan kata lain bulan Ramadhan adalah bulan pembakaran manusia dengan panasnya haus dan susah payah.
Keistimewaan Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat dinanti-nantikan oleh umat Muhammad Saw., sebab di dalamnya terdapat beberapa keistemewaan antara lain:

1. Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan akan mendapatkan pembebasan dari api neraka.

مَنْ فَرَحَ بِدُخُوْلِ رَمَضاَنَ حَرَّمَ اللهٌ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ

“Barangsiapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya atas api neraka.”

2. Di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci pintu neraka dan semua setan dirantai.

عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

“Ketika bulan Ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari juz 11 halaman 55).

3. Di malam bulan Ramadhan malaikat Jibril As. bertadarus al-Quran bersama baginda Nabi Saw.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“ Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Dan lebih dermawannya Rasulullah Saw. adalah pada saat bulan Ramadhan. Di bulan itu malaikat Jibril jumpa dengan Rasulullah saw. Dan setiap malamnya Jibril As. mentadaruskan al-Quran bersama Rasulullah Saw. Maka sungguh Rasulullah Saw. pada yang demikian itu tentu yang paling dermawan dalam hal kebaikan dibanding angin yang terus menerus berhembus”
 (HR. Bukhari juz 1 halaman 7).


4. Di bulan Ramadhan orang-orang yang berpuasa diberikan keistimewaan dan kebahagiaan oleh Allah Swt. sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ إِنَّ الصَّوْمَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَيْنِ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ اللَّهَ فَرِحَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya ibadah puasa itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Dan sungguh orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu pada saat berbuka puasa dan pada saat bertemu dengan Allah. Demi Dzat yang menguasai diri Muhammad, sengguhnya bau mulutnya orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (HR. Muslim juz 6 halaman 19).

5. Di bulan Ramadhan pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt. sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut:

عَنْ سَلْمَانَ اْلفَارِسِيْ قَالَ خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرَ عَظِيْمٍ شَهْرَ مُبَارَكٍ فِيْهِ لَيْلَةَ خَيْرٍ مِنْ أَلْفِ شَهْرِ فَرْضِ اللهِ صِيَامَهُ وَجَعَلَ قِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُعًا فَمَنْ تَطَوَّعَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كاَنَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فَمَا سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كاَنَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ وَهُوَ شَهْرُ اْلمُوَاسَاةِ وَهُوَ شَهْرٌ يزُاَدُ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ فِيْهِ مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ عِتْقُ رَقَبَةٍ وَمَغْفِرَةٍ لِذُنُوْبِهِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ قَالَ يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَرَ صاَئِمًا عَلَى مُذِقَّةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ وَمنْ أَشْبَعَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِهِ وَسَقاَهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتىَّ يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ وَكاَنَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئاً وَهُوَ شَهْرُ أَوَّلِهِ رَحْمَةً وَأَوْسَطَهُ مَغْفِرَةً وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ وَمَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ َأْعَتَقَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ

Diriwayatkan dari sahabat Salman Ra. yang berkata: “Pada hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. berkhutbah yang isi khutbahnya sebagai berikut
: “Wahai manusia, kalian semua dinaungi oleh bulan yang sangat mulia, bulan yang penuh barokah, yang di dalamnya terdapat suatu malam yang sangat mulia dibanding seribu bulan, di siang harinya Allah mewajibkan puasa dan malam harinya disunnahkan untuk beribadah. Barangsiapa beribadah sunnah di bulan Ramadhan niscaya pahalanya bagaikan mengerjakan kefardhuan di bulan lainnya. Dan barangsiapa yang beribadah wajib di dalamnya laksana mengerjakan tujuh puluh kefardhuan di bulan lainnya. Dan bulan itu merupakan bulan untuk bersabar, sedangkan balasannya orang yang bersabar adalah masuk surge. Dan merupakan bulan kebaikan yang di dalamnya rizki orang-orang mukmin menjadi bertambah. Barangsiapa yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa maka pahalanya laksana memerdekakan budak dan dosanya diampuni.” Rasululullah Saw. ditanya: “Wahai Rasulullah, kami semua ini tidak punya makanan untuk kami berikan kepada orang yang berpuasa.” Kemudian Rasulullah Saw. menjawab: “Allah akan memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka pada orang yang berpusa, walau berupa seteguk air susu atau satu kurma atau seteguk air putih sekalipun. Barangsiapa yang memberikan makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa maka dosanya akan diampuni oleh Allah dan akan meminum seteguk air dari telagaku yang mana ia tidak akan haus selamanya sehingga masuk surga dan mendapatkan pahalanya orang puasa tanpa mengurangi pahalanya orang yang berpuasa tadi. Dan (bulan Ramadhan) merupakan bulan yang awalnya penuh dengan limpahan rahmat, tengahnya penuh dengan ampunan, sedangkan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Barangsiapa berkenan memberikan keringanan kepada budaknya pada bulan itu maka akan dibebaskan oleh Allah dari api neraka.” (Bughyat al-Harits juz 1 halaman 113).

عَنْ أَنَسِ إِبْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ حَضَرَ مَجْلِسَ اْلعِلْمِ فِىْ رَمَضاَنَ أَعْطاَهُ اللهُ تَعَالَىْ بِكُلِّ قَدَمٍ عِباَدَةَ سَنَةٍ وَيَكُوْنُ مَعِى تَحْتَ اْلعَرْشِ وَمَنْ دَاوَمَ عَلَى اْلجَمَاعَةِ فِى رَمَضاَنَ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ رَكْعَةِ مَدِيْنَةً تمُلْاَءُ مِنْ نِعَمِ اللهِ تَعاَلَى وَمَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ فِىْ رَمَضاَنَ يَنَالُ نَظْرَ اللهِ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَإِناَّ كَفِيْلٌ فِى اْلجَنَّةِ وَمَا مِنْ امْرَأَةٍ تَطْلُبُ رِضَا زَوْجِهَا فِىْ رَمَضَانَ إِلاَّ وَلَهَا ثَوَابُ مَرْيَمَ وَأَسِيَّةُ وَمَنْ قَضَى حَاجَةَ أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ فِىْ رَمَضَانَ قَضَى اللهُ تَعَالَى لَهُ أَلْفَ حَاجَةٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang berkenan menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan maka Allah akan memberikan pahala setiap langkah kakinya bagaikan ibadah setahun dan ia akan bersamaku di bawah Arsy. Dan barangsiapa senantiasa berjamaah (dalam shalatnya) di bulan Ramadhan maka setiap rakaatnya akan dibalas oleh Allah Swt. kota yang terpenui kenikmatan-kenikmatan dariNya. Dan barangsiapa yang berbakti kedua orang tuanya di bulan Ramadhan maka ia akan mendapatkan rahmat dari Allah dan aku (Muhammad) yang akan menanggungnya masuk surga. Dan barangsiapa yang memenuhi hajat saudara muslimnya di bulan Ramadhan maka Allah akan mengabulkan seribu hajatnya di hari kiamat nanti.”

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَo عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مَنْ اَسْرَجَ فِى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللهِ تَعاَلىَ فِىْ رَمَضاَنَ كاَنَ لَهُ نُوْرٌ فىِ قَبْرِهِ وَكَتَبَ لَهُ ثَوَابَ الْمُصَلِّيْنَ فِى ذَلِكَ اْلمَسْجِدِ وَصَلَّتْ اْلمَلاَئِكَةُ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ حَمَلَةُ الْعَرْشِ مَادَامَ ذَلِكَ فِى اْلمَسْجِدِ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersaba: “Barangsipa yang memberi lampu di masjid pada bulan Ramadhan maka kuburannya esok akan terang benderang dan mendapatkan pahalanya orang yang shalat di masjid tersebut dan didoakan rahmat oleh para malaikat dan dimintakan ampun oleh malaikat penjaga Arsy selama lampunya masih berada di masjid tadi.”

6. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran dan kitab suci lainnya.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة – 185)

“Bulan Ramadhan merupakan bulan ditunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk itu dan sebagai pembeda antara barang yang haq dan yang batil.” (QS. al-Baqarah ayat 185).
Kitab yang diturunkan di bulan Ramadhan sebenarnya bukan hanya al-Quran saja melainkan juga kitab yang lain seperti Shuhuf Ibrahim yang diturunkan Allah bertepatan pada malam pertama bulan Ramadhan. Dan Allah menurunkan kitab Taurat setelah Shuhuf Ibrahim dengan selisih 70 tahun tepatnya pada malam 6 bulan Ramadhan. Kemudian Allah juga menurunkan kitab Zabur setelah Taurat pada bulan Ramadhan dengan selisih waktuo 500 tahun tepatnya pada malam 12 bulan Ramadhan. Lalu Allah juga menurunkan kitab Injil di bulan Ramadhan setelah Taurat dengan selisih waktu 1.200 tahun tepatnya pada malam 18 bulan Ramadhan. Kemudian setelah kitab Injil Allah menurunkan al-Quran pada bulan Ramadhan dengan selisih waktu 620 tahun tepatnya pada tanggal 27 (riwayat lain menyebutkan tanggal 17) bulan Ramadhan. (Durrat an-Nashihin halaman ..

7. Di bulan Ramadhan umat Islam mendapatkan 5 keistimewaan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضاَنَ خَمْسَ خِصَالٍ (1) ، لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا ، خُلُوْفُ (2) فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ ، وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا ، وَتُصْفَدُ (3) فِيْهِ مَرَدَّةُ (4) الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِهِ ، وَيُزَيِّنُ اللهُ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ وَيَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ اْلمُؤْنَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ ، وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ » ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : هِيَ لَيْلَةُ اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : « لاَ ، وَلَكِنَّ اْلعَامِلَ يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ »

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Di bulan Ramadhan umatku mendapatkan lima keistimewaan yang tidak pernah didapatkan oleh umat sebelumnya yaitu: 1) bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak misik, 2) orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga menjelang berbuka, 3) di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperi di bulan lainnya, 4) setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga yang menjadi bagian orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hambaKu yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (surga).” 5) dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul Saw. ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau Saw. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.” (Fadhail Ramadhan juz 1 halaman 20).

8. Beribadah pada bulan Ramadhan dapat memberikan ampunan atas dosa-dosa yang sudah lewat.

عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah di bulan Ramadhan karena beriman kepada Allah dan mengharapkan pahala dariNya, maka dosa-dosanya yang telah lewat akan diampuni oleh Allah.” (Shahih al-Bukhari juz 1 halaman 65).

9. Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah Swt.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Diriwayatkan dari Abui Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: “Semua amal manusia itu untuk diri mereka sendiri terkecuali puasa, karena amal yang berupa puasa itu untukKu dan nanti Aku langsung yang akan membalasnya.” Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (Shahih al-Bukhari juz 8 halaman 293).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...