Translate

Minggu, 10 November 2013

Islam di Cina.

Perluasan wilayah Islam itu terjadi ketika di zaman khalifah AL - Walid bin Abdul Malik . Panglima Islam yang bertanggungjawab menyebarkan Islam ke Timur sampai ke perbatasan negara China adalah Qutaibah bin Muslim . Akibat dari penguasaan Islam ke timur dan kekalahan militer Cina di sungai Talas maka ini telah mencegah pemerintah China pada saat di bawah Dinasti Tang dari mempertahankan kekuasaan di Asia Tengah .


Berikut ada beberapa kondisi bagaimana Islam tersebar ke negara Cina :


1 . Berdasarkan sumber dari Cina , Kaisar Tang II telah mengirim utusan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengirim misionaris ke negara tersebut . Nabi telah menyambut baik dengan mengirim tiga orang kader . Dua dari pengkhotbah itu meninggal dunia saat perjalanan yang amat jauh , dan hanya seorang saja yang selamat sampai ke China . Kaisar tersebut telah membangun sebuah masjid untuknya . Mulai dari itu ia mulai menyebarkan Islam di negeri China . ( Jameel Abdullah , present Islamic world , part 2 , p.in Saudi Arabia , page . 495 , in Arabic )


2 . Saat di zaman Khalifah Al - Rashidin yang ketiga yaitu Utsman bin Affan , beliau telah mengirim Saad bin Abi Waqqas mengunjungi negeri Cina pada tahun 651 M
 ( 29Hijrah ) untuk menyampaikan dakwah kepada Kaisar Cina . Selama pemerintahan khulafah Al - Rashidin yang ketiga ( Othman bin Affan ) , beliau telah mengutus Saad bin Abi Waqqas ke Cina pada tahun 651 Masehi ( 29 Hijrah . ) . Hasilnya kunjungan tersebut , kaisar China tersebut telah memerintahkan pembangunan Masjid yang besar dan indah di Kota Canton atau sekarang dikenal sebagai Guangzhou .
( Abdur - Rauf , 1994 )


3 . Tentara Islam di bawah Qutaibah bin Muslim melakukan penaklukan ke atas Kota Kashgar ibu kota Turkestan Timur pada tahun 714 M dan menyerukan Kaisar China memeluk Islam .
( Turkestan Timur adalah sebuah negara merdeka sampai ditaklukkan oleh pemerintah Manchu tahun 1759 . Pada tahun 1876 ia memberontak dan merdeka dari pemerintah Manchu dan pada tahun 1949 ia di kuasai oleh pemerintah komunis China . )


4.Dalam tahun In 757 M. ( 138 Hijrah ) Jenderal Lien Chen menentang Kaisar Su Tsung . Atas permintaan Kaisar Khalifah Abbasiyah yaitu Khalifah AL - Mansor telah mengirimkan 4000 orang tentara yang terdiri dari orang Islam dari Turki ke Cina . Tentara Islam yang dikirimkan berhasil dalam misi tersebut . Namun militer tersebut terus tinggal di negeri Cina dan menikah dengan wanita tenpatan . Ini membantu dalam penyebaran Islam di Cina . ( Abdur - Rauf , 1994 )


5 . Beberapa misionaris ke Cina melalui laut bersama pedagang dan menyebarkan Islam di Kota - kota seperti Shanghai , Guangzhou , dan sebagainya ( Abdullah , 1994 )


6 . Dalam kurun ke 4 Masehi ( 10Hijrah ) , Raja Turkestan Timur memeluk Islam . Ini memudahkan penyebaran Islam di Turkestan Timur dan Cina ( Muhyiddin Hasan , 1987 ) .


7 . Bila masyarakat berbangsa Uyghur yang tinggal di Turkestan Timur memeluk Islam , maka mereka mulai menyebarkan Islam di Turkestan Timur dan Cina . ( Abdur - Rauf , 1994 )


8 . Bila Kaisar China mulai tertarik dengan kebaikan agama Islam maka ia telah mengundang beberapa pengkhotbah Islam secara resmi . Da'i tersebut dapat menyebarkan Islam dengan bebas dan nyaman . ( Jameel Abdullah ) .

Berikut adalah zaman gemilang Islam di Cina pada tahap awal .

1 - Zaman Tang . berakhir 907 Masehi
2 - Zaman Sung dari 907-1279 Masehi
3 - Zaman Yunnan 1280-1368 Masehi
4 - Zaman Ming 1368-1644 . Masehi

Pada empat abad ini jumlah penduduk Islam bertambah dari waktu ke waktu dan maju dari segi pendidikan , politik , ekonomi dan sosial . ( Muhyiddin Hasan , 1987 ) .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...