Translate

Minggu, 10 November 2013

Sejarah Ringkas Saad Bin Abi Waqqas





Penolakan kaisar Persia membuat air mata Saad bercucuran . Berat baginya melakukan peperangan yang harus mengorbankan banyak nyawa kaum Muslim dan non Muslim .

Kepahlawanan Saad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat memimpin pasukan Islam melawan tentara Persia di Qadissyah . Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam .

Bersama tiga ribu pasukannya , ia berangkat menuju Qadasiyyah . Di antara mereka ada sembilan veteran perang Badar , lebih dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah , dan 300 di antaranya mereka yang ikut serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah . Lalu ada 700 orang putra para sahabat , dan ribuan wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan .

Pasukan ini berkemah di Qadisiyyah di dekat Hira . Untuk melawan pasukan Muslim , pasukan Persia yang siap tepur sebesar 12o ribu orang dibawah panglima perang kenamaan mereka , Rustum .

Sebelum memulai peperangan , atas instruksi Umar yang menjadi khalifah saat itu , Saad mengirim surat kepada kaisar Persia , Yazdagird dan Rustum , yang isinya undangan untuk masuk Islam . Delegasi Muslim yang pertama berangkat adalah Numan bin Muqarrin yang kemudian mendapat penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird .

Untuk mengirim surat kepada Rustum , Saad mengirim delegasi yang dipimpin Rubiy bin Aamir . Kepada Rubiy , Rustum menawarkan segala kemewahan duniawi . Namun ia tidak berpaling dari Islam dan menyatakan bahwa Allah SWT menjanjikan kemewahan lebih baik yaitu surga .

Para delegasi Muslim kembali setelah kedua pemimpin itu menolak tawaran masuk Islam . Melihat hal tersebut , air mata Saad bercucuran karena ia terpaksa harus berperang yang berarti mengorbankan nyawa orang Muslim dan non Muslim .

Setelah itu , untuk beberapa hari ia terbaring sakit karena tidak kuat menanggung kepedihan jika perang harus terjadi . Saad tahu pasti , bahwa peperangan ini akan menjadi peperangan yang sangat keras yang akan menumpahkan darah dan mengorbankan banyak nyawa .

Ketika tengah berpikir , Saad akhirnya tahu bahwa ia tetap harus berjuang . Karena itu , meskipun terbaring sakit , Saad segera bangkit dan menghadapi pasukannya . Di depan pasukan Muslim , Saad mengutip Alquran surat Al Anbiya ayat 105 tentang bumi yang akan dipusakai oleh orang - orang shaleh seperti yang tertulis dalam kitab Zabur .

Setelah itu , Saad berganti pakaian kemudian menunaikan sholat Dzuhur bersama timnya . Setelah itu dengan membaca takbir , Saad bersama pasukan Muslim memulai peperangan . Selama empat hari , peperangan berlangsung tanpa henti dan menimbulkan korban dua ribu Muslim dan sepuluh ribu orang Persia . Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah dunia . Pasukan Muslim memenangkan peperangan itu .

Saad lahir dan besar di kota Makkah . Ia dikenal sebagai pemuda yang serius dan memiliki pemikiran yang cerdas . Sosoknya tidak terlalu tinggi namun bertubuh tegap dengan potongan rambut pendek . Orang - orang selalu membandingkannya dengan singa muda .

Ia berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan sangat disayangi kedua orangtuanya , terutama ibunya . Meski berasal dari Makkah , ia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianut masyarakatnya . Ia membenci praktik penyembahan berhala yang membudaya di Makkah saat itu .

Suatu hari dalam hidupnya , ia didatangi sosok Abu Bakar yang dikenal sebagai orang yang ramah . Ia mengajak Saad menemui Muhammad di sebuah perbukitan dekat Makkah . Pertemuan itu mengesankan Saad yang baru berusia 20 tahun .

Ia pun segera menerima undangan Muhammad SAW untuk menjadi salah satu penganut ajaran Islam yang dibawanya . Saad kemudian menjadi salah satu sahabat yang pertama masuk Islam .

Saad sendiri secara tidak langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah SAW . Ibunda rasul , Aminah binti Wahhab berasal dari suku yang sama dengan Saad yaitu dari Bani Zuhrah . Karena itu Saad juga sering disebut sebagai Saad of Zuhrah atau Saad dari Zuhrah , untuk membedakannya dengan Saad - Saad lainnya .

Namun keislaman Saad mendapat tentangan keras terutama dari keluarga dan anggota sukunya . Ibunya bahkan mengancam akan bunuh diri . Selama beberapa hari , ibu Saad menolak makan dan minum sehingga kurus dan lemah . Meski dibujuk dan dibawakan makanan , namun ibunya tetap menolak dan hanya bersedia makan jika Saad kembali ke agama lamanya . Namun Saad berkata bahwa meski ia memiliki kecintaan luar biasa pada sang ibu , namun kecintaannya pada Allah SWT dan Rasulullah SAW jauh lebih besar lagi .

Mendengar kekerasan hati Saad , sang ibu akhirnya menyerah dan mau makan kembali . Fakta ini memberikan bukti kekuatan dan keteguhan iman Saad bin Abi Waqqas . Di masa - masa awal sejarah Islam , kaum Muslim mengungsi ke bukit jika hendak menunaikan shalat . Kaum Quraisy selalu mengalangi mereka beribadah .

Saat tengah shalat , sekelompok kaum Quraisy mengganggu dengan saling melemparkan lelucon kasar . Karena kesal dan tidak tahan , Saad bin Abi Waqqas yang memukul salah satu orang Quraisy dengan tulang unta sehingga melukainya . Ini menjadi darah pertama yang tumpah akibat konflik antara umat Islam dengan orang kafir . Konflik yang kemudian semakin besar dan menjadi batu ujian keimanan dan kesabaran umat Islam .

Setelah peristiwa itu , Rasulullah meminta para sahabat agar lebih tenang dan bersabar menghadapi orang Quraisy seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Alquran surat Al Muzammil ayat 10 . Cukup lama kaum Muslim menahan diri . Baru beberapa dekade kemudian , umat Islam diperkenankan melakukan perlawanan fisik kepada para orang kafir . Di barisan pejuang Islam , nama Saad bin Abi Waqqas menjadi salah satu tonggak utamanya .

Ia terlibat dalam perang badar bersama saudaranya yang bernama Umair yang kemudian syahid bersama 13 pejuang Muslim lainnya . Pada perang Uhud , bersama Zaid , Saad terpilih menjadi salah satu tim pemanah terbaik Islam . Saad berjuang dengan gigih dalam mempertahankan Rasulullah SAW setelah beberapa pejuang Muslim meninggalkan posisi mereka . Saad juga menjadi sahabat dan pejuang Islam pertama yang tertembak panah dalam upaya mempertahankan Islam .

Saad juga merupakan salah satu sahabat yang dikarunai kekayaan yang juga banyak digunakannya untuk kepentingan dakwah . Ia juga dikenal karena keberaniannya dan kedermawanan hatinya . Saad hidup sampai usianya menjelang delapan puluh tahun . Menjelang wafatnya , Saad meminta puteranya untuk mengafaninya dengan jubah yang ia gunakan dalam perang Badar . '' Kafani aku dengan jubah ini karena aku ingin bertemu Allah SWT dalam pakaian ini , '' ujarnya .
             


sumber;Dari Wikipedia;http://en.wikipedia.org/wiki/Sa%60d_ibn_Abi_Waqqas



Sa `d bin Abi Waqqas
Lahir sekitar tahun 595
Mekkah, Saudi
Meninggal sekitar tahun 674
Madinah, Saudi.
Allegiance Rasyidin Khilafah.
Layanan / cabang tentara Rasyidin
Tahun pelayanan 636-644
peringkat Komandan
Gubernur Ctesiphon (637-638)
Gubernur Busra (638-644), (645-646)
Perintah diadakan Rasyidin penaklukan Kekaisaran Persia


Sa `d bin Abi Waqqas memimpin tentara Khilafah Rasyidin selama Pertempuran al-Qadisiyyah dari naskah Shahnameh tersebut.
Saad bin Abi Waqqas (bahasa Arab: سعد بن أبي وقاص) adalah awal Islam di 610-11 dan salah satu sahabat penting dari Islam Nabi Muhammad. Sa'ad adalah orang ketujuh belas untuk memeluk Islam pada usia tujuh belas tahun. Ia terutama dikenal karena commandership dalam penaklukan Persia pada 636, gubernur di atasnya, dan musafir diplomatik ke China pada 616 dan 651.

                              
                                       
Sa `d bin Abi Waqqas memimpin tentara Khilafah Rasyidin selama Pertempuran al-Qadisiyyah dari naskah Shahnameh tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...