Translate

Selasa, 05 November 2013

Turut Memeriahkan Tahun Baru Islam 1435 H di Kota Cirebon

WARNA-WARNI CIREBON DI TAHUN BARU ISLAM 1435 H





Cirebon, Senin 30 Dzul Hijjah 1434 H / 4 November 2013 yang bertepatan dengan malam pergantian tahun baru islam seorang ulama yang cukup masyhur di kalangan masyarakat Cirebon yaitu Dr. KH. Yahya Zaenal Ma’arif MA biasa akrab disapa “Buya Yahya” Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon yang merupakan Ulama’ Kharismatik alumni Al-Ahgaff University Hadramaut – Yaman mengadakan acara pergantian Tahun Baru Hijriah dengan konsep yang berbeda dan cukup unik dari tahun-tahun sebelumnya, dengan Tema “Membuka Lembaran Baru, Tingkatkan Ibadah Dan Persaudaraan”.

Tim Dakwah Al-Bahjah yang diasuh oleh Buya Yahya selaku promotor Event Akbar tahunan tersebut mengundang seluruh lapisan masyarakat Cirebon mulai dari pelajar sampai dengan organisasi masyarakat untuk ikut andil dalam perayaan tahun baru Hijriah. Dan Al-Hamdulillah respon masyarakat sangat baik terbukti dengan total jama’ah yang kurang lebih 1.000 peserta itu tumpah ruah di jalanan kota Cirebon dengan komunitas yang berbeda-beda di antaranya : sepeda ontel, becak, pelajar, pramuka, organisasi sekolah lain nya, dll belum termasuk jama’ah kaum muslimin muslimat yang sudah stand by di Masjid Raya At-Taqwa yang total keseluruhannya mencapai 3000an siap siaga untuk menyambut kedatangan Buya Yahya untuk melaksanakan do’a akhir dan awal tahun hijriah.



1 tk beca

buya yahya


“Acara ini rencananya akan terus diagendakan tiap tahunnya demi mempererat persaudaraan sesama muslim dan tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin karena di acara ini mulai dari mamang becak sampai pengusaha ikut turun di jalan berbaur menjadi satu, dan terutama kita juga bertujuan untuk mengembalikan Cirebon menjadi kota wali yang berbudaya islami, yang notabene jaman sekarang khususnya para remaja sudah melupakan cintanya kepada sayyidina Muhammad saw sehingga terjebak oleh budaya orang-orang kafir” Ujar Panitia Tim Dakwah Al Bahjah.
3

Buya Yahya sendiri menghimbau agar setiap daerah di Indonesia mengadakan acara peringatan pergantian Tahun Baru Hijriah guna mensyiarkan bahwa islam pun memiliki tahun baru sendiri yang bisa dilakukan dengan kegiatan positif apapun dibandingkan kita merayakan tahun baru masehi yang jelas jelas melakukan budaya nya orang kafir dengan meniup trompet bermain petasan dan berkumpulnya pemuda-pemudi yang bukan mahrom dengan kegiatan negatif di pinggir jalanan dan jelas sekali sangat mencederai islam.
Acara ini sendiri berlangsung pada saat setelah Sholat Ashar di Masjid Omar Al-Bahjah, melakukan konvoi motor bersama kaum muslimin muslimat dari LPD Al-Bahjah Cirebon menuju gedung PUSDIKLATPRI yang di sana sudah terkumpul para komunitas dan pelajar se kota Cirebon, dilanjutkan Long March bersama menuju Masjid Raya At-Taqwa, di Masjid Raya At-Taqwa semua jama’ah melakukan doa akhir dan awal tahun hijriah secara bersamaan, dilanjutkan pembacaan Maulid Nabi Muhammad Saw ba’da Sholat Isya berjama’ah juga langsung disambung pengajian rutinan Buya Yahya dengan pembacaan Kitab Al-Hikam Karangan Ibn Atha’illah As-Sakandari.
4

Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari Panitia Penyelenggara Perayaan Tahun Baru Islam 1435 H ini bahwasannya ikut serta dalam pengamanan dan penertiban acara adalah sebagai berikut:
1. POLRES CIREBON : 8 Personel
2. POLRES CIREBON KOTA : 37 Personel
3. PEMUDA PANCASILA KAB. CIREBON : 21 Personel
4. PEMUDA PANCASILA KOTA CIREBON : 10 Personel
5. BANSER (BARISAN ANSHOR SERBAGUNA) : 25 Personel
6. PASBER (PERSATUAN SAHABAT BERKAH RADIO-QU) : 20 Personel
7. PKS (PATROLI KEAMAAN SEKOLAH) SMK N 1 CIREBON : 10 Personel
8. SATPAM & TUKANG PARKIR MASJID RAYA AT-TAQWA : 10 Personel
9. dll
Di Tahun baru 1435 H ini para pelajar di kota cirebon memperingatinya sebagai “Momentum Hari Tanpa Pacaran Se-Dunia” eits… jangan kira hari anti pacarannya cuma tanggal 1 Muharram saja akan tetapi 1 Muharram kita jadikan sebagai Momentum atau sebagai hari awal untuk menolak Budaya Pacaran dari Kota Cirebon, akhir-akhir ini al-hamdulillah sudah ramai diteriakkan dengan Hastag


5



Tak hanya menarik dalam sisi acara, Event ini juga unik untuk dikupas dari sisi persiapan dan kepanitiaan, degan persiapan hanya 2 minggu dari awal Musyawarah program acara dan perijinan al-hamdulillah acara ini sukses digelar dengan dipromotori oleh anak-anak muda AL-Bahjah dan Remaja Masjid At-Taqwa.
Dalam event tahunan ini, selain menyemarakkan syi’ar Islam dengan konvoi dan parade tak lupa Buya Yahya memimpin para peserta yang hadir ikut terlarut dalam renungan dan dzikir di akhir tahun 1434 H menuju awal tahun 1435 H.
6
7




Lihat selengkapnya disini .>Klik 

sumber berita; http://www.ppmmiftahulkhoir.com/v2/dari-mamang-becak-sampai-pelajar-turut-memeriahkan-tahun-baru-islam-1435-h-di-kota-cirebon/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...