Translate

Minggu, 03 November 2013

Shalawat Tarhim


Shalawat Tarhim : Bait Pujian Syaikh Mahmud al Khusairi Yang Mendayu-dayu

Shalawat Tarhim ini merupakan bait puisi karya Syaikh Mahmud al Khusairi yang berisi puji pujian untuk Rosulullah Muhammad SAW. Sedangkan audio / kaset yang biasa diputar di masjid-masjid biasanya dilantunankan Syaikh Abdul Azis dari Mesir.



Setiap orang pasti memiliki kenangan dengan shalawat ini yang melekat didalam hati diwaktu kecilnya, terutama mereka yang ada di kampung-kampung seperti saya. Dipagi buta menjelang subuh, iramanya begitu mendayu-dayu menyayat hati, demikian juga menjelang maghrib. Berikut teksnya dengan terjamah oleh KH Munawir Abdul Fattah (Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta) :

الصلاة والسلام عليك
يا امام المجاهدين يا رسول الله



Ash-shalâtu was-salâmu 'alâyk
Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh

"Sholawat dan salam kepadamu
duhai pemimpin para pejuang (mujahidin), duhai Rasulullah..."
الصلاة والسلام عليك
يا نا صرالهدى يا خير خلق الله

Ash-shalâtu was-salâmu 'alâyk
Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh

"Sholawat dan salam kepadamu
duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhlauk Allah yang terbaik"

الصلاة والسلام عليك
يا ناصر الحق يا رسول الله

Ash-shalâtu was-salâmu 'alâyk
Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh

"Sholawat dan salam kepadamu
duhai penolang kebenaran, duhai utusan Allah (duhai Rasulullah)..."
الصلاة والسلام عليك
يامن اسرى بك المهيمن ليلا نلت ما نلت والانام نيام

Ash-shalâtu was-salâmu 'alâyk
Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu

"Sholawat dan salam kepadamu
duhai yang memperjalankanmu dimalam hari, Dialah Yang Maha Melindungi, engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara manusia tidur,

وتقدمت للصلاة فصلى كل من في السماء وانت الامام
والي المنتهى رفعت كريما
وسمعت النداء عليك السلام

Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi'ta karîman
Wa ilal muntahâ rufi'ta karîman wa sai'tan nidâ 'alaykas salâm

"Semua penghuni langi sholat dibelakangmu dan engkau menjadi Imam,
engkau diberangkatkan ke sidratul Muntahaa karena kemulyaanmu,
dan engkau mendengar ucapan salam atasmu"


يا كريم الاخلاق يا رسول الله
صلي الله عليك وعلي اليك واصحابك اجمعين

Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh
Shallallâhu 'alayka wa 'alâ âlika wa ashhâbika ajma'în

"Duhai .. yang paling mulya akhlaknya, duhai Rasulullah...
Sholawat Allah semoga tercurah atasmu, atas keluargamu dan atas sahabatmu seluruhnya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...