Translate

Kamis, 28 November 2013

Keutamaan Ayat Amanah Rasul


Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra:
Ketika Jibril sedang bersama Rasulullah SAW, ia mendengar pintu yang berbunyi di atas kepalanya, kemudian ia mengangkat kepalanya lalu berkata, “Ini adalah suara sebuah pintu di surga yang tidak pernah dibuka.” Kemudian satu Malaikat turun dan Jibril kembali berkata, “Ia adalah Malaikat yang tidak pernah turun ke bumi.”

Kemudian Malaikat tersebut memberi salam seraya berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberikan kepadamu yang belum pernah diberikan kepada para Rasul sebelummu, yaitu surat al-Fatihah dan dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, engkau akan mendapat manfaat yang sangat besar setiap kali engkau membacanya.”

Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 285-286:


                                    

285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."


            



286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."


(QS [2] Al-Baqarah: 285-286)


Diriwayatkan dari Sayyidina Abi Mas`ud al-Anshari dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, barangsiapa membaca keduanya di malam hari maka (cukuplah) baginya kedua ayat tersebut melindunginya (dari segala keburukan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

dalam huruf latin:
Bismillahi rahmanirrahim
Amanar-rasulu bima unzila ilayhi min rabbihi wal-mu'minun
Kullun amana billahi wa mala ikatihi wa kutubihi wa rusulih
La nufarriqu bayna ahadin min rusulih
Wa qalu sami’na wa a-ta’na ghufranaka rabbana wa ilaykal masir

La yukallifullahu nafsan illa wus’aha
Laha ma kasabat wa alayha maktasabat
Rabbana la tu akhidhna in nasina au akhta’na
Rabbana wa la tahmil alayna isran kama
Hamaltahu alalladhina min qablina
Rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lanabih
Wa’fu anna, waghfir lana, warhamna
Anta maulana fansurna alal-qaumil-kafirin

Sadaqallahul Azim
Wassalam


sumber;http://nurulmakrifat.blogspot.com/2013/06/keutamaan-ayat-amanah-rasul.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutipan Favorit

Klik show untuk melihat
Iman kepada Allah SWT memberikan pengaruh besar pada tingkah laku seseorang. Ia bagaikan perisai yang menyelimuti hati dari setiap dorongan hawa nafsu.Orang yang benar-benar beriman merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan selalu ada di setiap langkahnya hingga dia akan malu jika hendak berbuat maksiat.

Iman seperti ini bukanlah iman dalam pengertian sederhana, yaitu hanya sekadar tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Tapi, sebuah keyakinan yang didasari penghayatan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengawasinya setiap saat.

Sebagai gambaran, misalnya, seorang pencuri tak akan pernah menghiraukan ancaman petugas walau terus memburu dan mengawasi gerak-geriknya. Bahkan, ia akan terus mencari celah kesempatan melancarkan aksinya.

Tapi, bila timbul rasa sadar karena merasa diawasi Allah SWT, kemungkinan besar perbuatan tercela itu akan ditinggalkannya. Sebab, dia yakin tak ada celah sedikit pun untuk melepaskan diri dari pengawasan-Nya.

Ini merupakan gambaran bahwa iman menjadi kunci terciptanya kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Dengan memantapkan keimanan terhadap Allah SWT, perbuatan dan tingkah laku kita akan selalu diarahkan pada yang diridhai-Nya.

''Tak akan berzina seorang pezina ketika hendak berzina dia beriman. Tak akan meminum khamr seorang peminum ketika hendak minum dia beriman. Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika hendak mencuri dia beriman.'' (HR Bukhari).

Namun, kesulitan yang sering dihadapi adalah intensitas iman kadangkala naik dan turun. Keadaan seperti ini mengharuskan kita terus berusaha menjaga keimanan agar tetap stabil.

Untuk itu, kita harus memperbanyak zikir kepada Allah SWT, baik siang maupun malam. Berzikir kepada Allah SWT bukan hanya dilakukan di waktu shalat, tapi juga dalam berbagai hal, baik ketika duduk, tidur, maupun berdiri.''Maka, bila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.'' (QS Annisa [4]: 103).

Ada yang memahami berzikir sebatas ritual, yaitu dengan membaca kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Namun, pengertian zikir yang paling utama dan substansial adalah mengingat Allah SWT sebagai bentuk kesadaran hati terdalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya.

Berzikir seperti ini dilakukan dalam setiap kesempatan dengan cara merenungi karunia Allah SWT, mengingat-ingat keagungan-Nya yang tertuang di dunia ini. Dengan demikian, akan muncul kekaguman dan kecintaan terhadap Allah SWT.

''Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan, janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS Al-A'raaf [7]: 205)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...